1.Kakatua raja (Probosciger aterrimus)
a. Deskripsi dan penyebaran
  Jenis kakatua ini mempunyai ukuran tubuh  antara 55—70 cm. Bulu tubuh dan jambulnya berwarna hitam dengan “pipi”  berwarna merah tua.
Penyebarannya meliputi daerah sekitar Papua dan Australia.
b. Anakjenis
  Jenis ini mempunyai 3 ras atau anak jenis, yaitu goliath, stenolophus, dan aterrimus. 
1.P. a. stenolophus. Ukuran tubuhnya hampir sama dengan anak  jenis goliath, tetapi lebar bulu jambulnya lebih sempit. Penyebarannya  berada di sekitar Papua bagian utara dan P. Yapen.
c. Status populasi
  Anak jenis goliath dan stenolophus  masing-masing diperkirakan berjumlah 20.000 ekor. Sementara kondisi  aterrimus hampir langka karena populasinya diperldrakan hanya 10.000  ekor saja. Sementara yang dipelihara ex situ (penangkaran) di  seluruh dunia diperkirakan sekitar 350 ekor.  Burang ini dilindungi  sejak tahun 1970 melalui SK Menteri Pertanian No. 42/Kpts/Um/1970 dan  dipertegas dengan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999.
2. Kakatua tanimbar (Cacatua goffini)
a. Deskripsi dan penyebaran
Panjang tubuh kakatua tanimbar sekitar 32  cm. Bulu dan jambul-nya berwarna putih. Demikian juga kelopak matanya  berwarna putih kebiruan dan lore (bulu di atas paruh) berwarna merah  muda.  Penyebarannya hanya terdapat (endemik) di P. Tanimbar (Maluku)  dan sekitarnya, yaitu P. Yamdena, Larat, dan Selara.
b. Status populasi
Populasi kakatua tanimbar di alam  diperkirakan lebih dari 200.000 ekor. Pengikisan populasi diakibatkan  oleh deforestasi dan penangkapan, baik untuk diperdagangkan maupun  dianggap sebagai hama perkebunan jagung. Jenis kakatua ini dilindungi  berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999.
3. Kakatua koki atau kakatua-besarjambul-kuning (Cacatua gallerita)
        Ukuran tubuh yang relatif besar dan adanya jambul yang berwarna kuning menjadi ciri khas dari jenis kakatua ini.
a. Deskripsi dan penyebaran
   Ukuran tubuh jenis kakatua ini berkisar  30—52 cm. Bulu tubuhnya berwarna putih dengan jambul berwama kuning.  Warna kuning juga terdapat di bawah sayap dan ekor. Lingkaran mata  berwarna biru pucat atau putih, tergantung ras kakatuanya. Jeritannya  sangat keras melengking.  Penyebarannya meliputi daerah Kepulauan  Maluku, Papua.
b. Anakjenis
   Jenis ini mempunyai 4 ras (anak jenis).  Namun, kakatua yang penyebarannya berada di wilayah Indonesia hanya 2  anak jenis, yaitu kakatua koki medium (C. g. eleonoralC. g. aruensis) dan kakatua koki besar (C. g. triton);
        1) Kakatua koki medium atau kakatua-mediumjambul-kuning (C. g. eleonoralC. g. aruensis)
          Penyebaran kakatua ini meliputi daerah  sekitar P. Aru dan P. Kai. Kakatua koki medium sering disebut kakatua  jambul kuning ukuran medium atau sedang. Ukuran sayapnya antara  26,1—29,2 cm dan merupakan ras yang terkecil. Ciri khas lain dari  kakatua ini adalah kelopak matanya berwarna biru sangat pucat.
      2) Kakatua koki besar atau kakatua-besarjambul-kuning (C.g. triton)
       Penyebaran kakatua koki besar meliputi  daerah di sekitar P. Papua. Kakatua ini sering disebut kakatua koki  besar karena tubuhnya lebih besar dari pada C. g. eleonora. Panjang  sayapnya antara 26,1—34,7 cm. Kelopak matanya berwarna biru muda.  Dua  anak jenis lain yang terdapat di Australia, yaitu C. g. galerita yang penyebarannya di sekitar Australia dan C.g.fitzroyi yang penyebarannya di sekitar Australia bagian utara.
b. Status populasi
   Di alam, populasi kakatua koki  menunjukkan angka yang stabil dan relatif aman, yakni tercatat sekitar  500.000 ekor. Di Indonesia, pengikisan populasi kakatua koki terjadi  karena perusakan habitat yang berupa hutan dataran tinggi (sampai  sekitar 1.000 m dpl), pembunuhan karena dianggap hama pengganggu tanaman  jagung, serta ditangkap secara liar dan semena-mena untuk  diperdagangkan sebagai hewan kesayangan.
Sebagai upaya pelestariannya, kakatua  koki ditetapkan sebagai burung yang dilindungi sejak tahun 1978 melalui  SK Menteri Pertanian No. 742/Kpts/Um/12/1978 dan dipertegas lagi dengan  Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999. Burung ini, terutama ras  ukuran besar (C.g.triton), mempunyai kemampuan untuk menirukan  suara-suara di sekelilingnya (burung pelatah) serta mempunyai perilaku  yang lucu dan jinak terhadap manusia.
4. Kakatua-kecil jambul-kuning (Cacatua sulphurea)
   Jenis kakatua ini berasal dari Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.
a. Deskripsi
    Panjang tubuh berkisar antara 33—35 cm.
b. Anak jenis
  Jenis kakatua ini mempunyai 4 anak jenis (subspesieslras) yakni :
1. Kakatua-kecil jambul-kuning (Cacatua sulphurea sulphurea). Ras  ini dijumpai di P. Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya, seperti  Mina, Butung, Tanah Jampea, Kayuadi, Kaleo, Kalatoa, Madi, dan Kep.  Tukangbesi.
2. Kakatua putih kecil jambul jingga (C. s. titrinocristatd), dijumpai di P. Sumba.
3.  Kakatua kecil abbot (C. s. abboti) yang dijumpai di p. Masalembo dan P. Masakambing.
4. Kakatua timor (C. s. parvula): dijumpai di Nusa Tenggara, seperti di P. Lombok, Sumbawa, Komodo,    Rinca, Padar, Flores, Pantar, Alor, Semau dan Timor.
c. Status populasi
   Di seluruh dunia, burung kakatua jenis ini diperkirakan ada 40.000 ekor, meliputi in situ dan ex situ. Sementara setiap anak jenis raempunyai tingkat kelangkaan yang berbeda. Untuk anak jenis sulphurea populasi terbanyak yang masih dapat bertahan terdapat di P. Buton, yakni 50—100 ekor pada sensus tahun 1997.
Anak jenis parvula tersebar di  di beberapa pulau di Nusa Tenggara, di antaranya yang mempunyai populasi  terbanyak dilaporkan di P. Komodo sebanyak 85—90 ekor (sensus 1995) dan  di P. Moyo diperkirakan ada 1.600 ekor (sensus 1981).
Anak jenis citrinocristata diperkirakan  antara 1.150—2.644 ekor (analisa tahun 1995) yang telah mengalami  penurunan populasi terparah pada tahun 1986—1989, yakni mencapai 80%.
Anak jenis yang paling langka, yaitu abboti yang  saat ini hanya tersisa 5 ekor saja di P. Masakambing (sensus tahun  1997).  Kecenderungan kelangkaan ini terutama disebabkan oleh  penangkapan untuk diperdagangkan dan juga karena perasakan liabitat  alaminya.
Berdasarkan catatan menunjukkan bahwa  perdagangan ekspor jenis kakatua-kecil jambul-kuning mencapai sekitar  100.000 ekor pada tahun 1980—1992. Sementara di habitat yang beragam  mulai dari daerah perkebunan, tepi hutan sampai luitan dengan ketinggian  800 m dpl terus mengalami pi’ngikisan.
5. Kakatua maluku (Cacatua moluccensis) 
Sesuai namanya, burung ini berasal dari pulau rempah, yaitu Maluku.
a. Deskripsi dan penyebaran
    Panjang tubuh kakatua maluku antara 40—50  cm. Bulu dan jambulnya berwarna merah muda. Kelopak matanya putih.  Paruhnya berwama hitam. Gerakannya lambat.  Penyebarannya meliputi P.  Seram, Saparua, dan Haruku yang terdapat di Maluku.
b. Status populasi
   Kakatua maluku hidup di dataran rendah  antara 100—1.200 m dpl di daerah hutan primer dataran rendah.  Populasinya terus menurun dan saat ini jumlahnya diperkirakan tinggal  sekitar 8.000 ekor saja. Salah satu sebab penurunan populasi karena  perdagangan yang pernah mencapai 5.000 ekor per tahun pada 1981—1985.  Kini jenis ini menjadi rentan dan dimasukkan ke dalam apendiks ICITES.  Jenis ini dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun  1999.





 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar